Jadi Al Haudh adalah Telaga Rasulullah shalallahu ‘alayhi wasallam
As Suyuthi berkata, “penyebutan tentang haudh ini diriwayatkan
oleh lima puluh lebih shahabat, diantaranya para khalifah Ar-Rasyiddin
yang empat, para ahli hadits dikalangan shahabat yang banyak
meriwayatkan hadits nabi serta selain mereka ridhwanullahi ‘alayhim” Jadi tidak ada alasan untuk tidak mengimani hadits ini
Telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim serta selainnya, dari Abdullah bin Amr bin Ash radhiyallahu ‘anhu ia berkata :
“Rasulullah shalallahu ‘alayhi wa sallam bersabda :
حوضي مسيرة شهر ماؤه أبيض من اللّبن وريحه أطيب من المسك وكيزانه كنجوم السماء نت شرب منها فلا يظمأ أبدا
“Haudhku (panjangnya) selama satu bulan perjalanan, airnya lebih
putih daripada susu, aromanya lebih harum daripada kesturi, bejananya
sebanyak bintang di langit, siapa yang minum darinya, ia tidak akan
merasa haus selamanya.” (Hadits Shahih diriwayatkan oleh Bukhari (6093), Ahmad (6227)
Meyakini adanya haudh merupakan bagian dari keimanan dengan hari
Akhir dan apa saja yang terjadi setelahnya. Diantaranya adalah Hisab,
pemberian lembaran amal, timbangan amal (Al Mawaaziin -Jamak dari
Mizaan-), As Shiraat, Syafaat hingga surga dan neraka. Pembahasan
tentang ini seru sekali dan bisa ditemukan di kitab kitab aqidah.
Yang Terusir dari Telaga Haudh
Ada diantara umat Rasulullah shalallahu ‘alayhi wasallam yang terusir dari telaga ini.
Diriwayatkan oleh Imam Muslim didalam kitab shahihnya dari Anas bin Malik ia berkata,
“Rasulullah
shalallahu ‘alayhi wa sallam tertunduk sesaat, kemudian beliau
mengangkat kepalanya sambil tersenyum dan berkata,
“Sesungguhnya baru
saja diturunkan kepadaku satu surah.” Lalu beliau membaca,
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ
Dengan menyebut Nama Allah Yang Maha Pengasih lagi maha Penyayang. Sesungguhnya kami telah memberikan kepadamu Al kautsar.” (Qs. Al Kautsar). Hingga beliau menamatkannya.
Lalu beliau bertanya, “Tahukah kamu apakah Al Kautsar itu?” Para shahabat berkata, “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui”
Beliau bersabda,
“Itu adalah sungai yang diberikan oleh Allah
kepadaku didalam surga, terdapat kebaikan yang sangat banyak didalamnya.
Pada hari kiamat nanti umatku akan mendatanginya. Gelas yang tersedia
padanya sejumlah bintang di langit. lalu ada seseorang yang dijauhkan
darinya, maka aku berkata, “Sesungguhnya ia termasuk umatku..” Namun
dikatakan, “Sesungguhnya engkau tidak tahu apa yang telah ia lakukan
sepeninggalmu.”
(Hadits Shahih diriwayatkan oleh Muslim (892), Tirmidzi
(2465)
Imam Qurtubi berkata, ada dua penafsiran tentang siapakah yang terusir dari telaga Rasulullah shalallahu ‘alayhi wa sallam ini:
1. Shahabat yang murtad (keluar) dari Agama Allah ketika Rasulullah shalallahu ‘alayhi wasallam meninggal, dan
2. Orang orang yang mengadakan pada Agama Allah sesuatu yang tidak
diridhai Allah; yaitu menambah nambahi syari’at, mengganti ajaran agama,
sumber : http://irilaslogo.wordpress.com/
No comments:
Post a Comment